Pages

Selasa, 07 Februari 2012

Kehancuran dalam Perasaan

Bagaikan kapas putih yang tak tau arah ketika dihempas badai ditengah lautan tanpa ada jawaban prasaan yang selama ini telah dinantikan.

Seseorang yang pernah mengisi hati telah dipertemukan kembali tapi kini dia telah berbeda dengan yang dulu, kesombongan yang kini ada pada dirinya membuat sang kapas bertanya beribu kali didalam hatinya.

Apakah dia benar-benar seseorang yang sekian lama dinantikan dengan penuh pengorbanan yang takpernah dapat dilakukan orang lain hanya untuk menyampaikan rasa itu lewat angin yang menyebrangi lautan selat disebelah timur pulau jawa.
Tetapi tak semudah itu pesan prasaan itu dapat tersampaikan karena terhalangkan oleh jarak dan kasta yang ada pada dirinya, dan tidak hanya sedemikian itu.

Seseorang yang pernah kapas anggap seorang yang beda dan sekaligus terbaik, tapi kenyataan berkata lain.
Ketika sang kapas mengetahui kalau seseorang itu adalah penghancur semua rasa dan cita-cita yang pernah dibangunnya mulai dari titik awal. Pupuslah sudah perjuangan itu dan kini sulit untuk kembali karena terhantam badai kehancuran dilautan lepas dengan gejolak keputus asaan dalam jiwa dan raganya.

Saat terbayang wajah sang dambaan semakin merapuhkan semangat dan semakin menenggelamkannya pada kemusnahan yang kian memperparah gejolak dalam jiwanya.Masih adakah setitik asa semangat yang ia miliki sedangkan harapannya telah musnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar